Bagaimana Menjadi Sahabat Bagi Anak

Anak adalah cerminan dari orang tua. Keberhasilan seorang anak saat ia dewasa adalah cerminan dari berhasil tidaknya orang tua mendidik anak mereka. Pengalaman di masa kecil akan sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak.
 

Setiap anak akan melalui sebuah fase dalam hidup mereka, yaitu masa remaja (Adolesence). Masa remaja adalah masa dimana individu banyak mengalami perubahan yang akan mempengaruhi masa depannya. Faktor emosi, sosial, dan kognisi dalam masa remaja sangatlah bergejolak perkembangan dan perubahannya. Masa remaja itu sendiri berlangsung antara usia 12-21 tahun, dimana pada usia 12-15 tahun termasuk dalam kategori remaja awal, usia 15-18 tahun termasuk dalam kategori remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun termasuk dalam kategori remaja akhir. (Psikologi Perkembangan, F. J. Monks : 2004)
 

Masa remaja juga disebut sebagai masa storm dan stress, karena pada masa ini terdapat banyak perubahan. Perubahan yang terjadi tersebut yang akan dijalani dan dihadapi seorang anak, serta mereka dituntut untuk menyikapi hal tersebut secara bijak, karena bijak atau tidaknya seorang anak dalam menyikapi perubahan tersebut akan berpengaruh dalam menentukan masa depan anak. Jika suatu saat mereka mengalami kegagalan, mereka akan menjadi stress baik ringan atau pun berat, yang sangat berdampak kuat terhadap kelangsungan kehidupan selanjutnya. Hal inilah yang akan menimbulkan munculnya pergaulan bebas, narkoba, hingga HIV-AIDS.
Masa remaja merupakan satu masa yang sangat complicated, dimana terjadi percepatan perkembangan baik secara fisik, seksual, maupun sosial. Hal yang paling menarik dari percepatan perkembangan seorang remaja adalah perkembangan secara sosial. Pada perkembangan sosial berlangsung peran orang tua sangat penting, sebagai orang tua yang memiliki seorang anak yang dalam masa remaja harus dapat memberikan perhatian lebih kepada anak mereka, karena pada masa remaja seorang anak berusaha untuk menarik perhatian orang-orang terdekatnya sebagai suatu cara untuk mengaktualisasikan dirinya.
 

Ada banyak remaja yang berkembang secara sosial dengan baik, akan tetapi ada juga remaja yang memiliki permasalahan serius yang ditemukan pada diri remaja yanng akan mengarah pada juvenille delinquency atau kenakalan remaja, seperti : Narkoba, seks bebas, HIV-AIDS dan lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tua, korban perceraian orang tua, atau kurangnya self identity atau identitas diri pada remaja. Identitas diri atau self identity ini penting bagi remaja, dengan melihat bagaimana identitas diri seseorang maka bisa dilihat tingkat kemasakannya. Individu yang mampu mengembangkan identitas dirinya dengan baik, cenderung lebih fleksibel, adaptif, dan terbuka dengan perubahan-perubahan sosial, hubungannya dengan orang lain, dan dalam pekerjaannya.
 

Tantangan pada masa remaja adalah pencarian identitas diri atau self concept. Seorang anak akan berusaha untuk mencari jati dirinya atau who am I ?. Bila orang tua dapat mengarahkan sang anak dengan baik, maka anak tersebut akan terbebas dari seks bebas, narkoba ataupun HIV-AIDS. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah sex education atau pendidikan seks yang diajarkan langsung oleh orang tua maupun di sekolah.
Perubahan emosional pada diri remaja cenderung menjadi higtened emotionality. Disatu sisi mereka ingin mendapatkan sedikit kebebasan dari orang tua untuk menunjukkan bahwa mereka bukan “anak kecil” yang harus selalu dikontrol, dan lebih mendekat ke teman sebaya karena mereka merasa mempunyai kesamaan dalam beberapa hal. Pada fase ini orang tua dituntut untuk dapat memahami keinginan sang anak dengan tetap mengontrol perkembangan sosial anak, dengan cara memahami aktivitas anak dan memahami bagaimana anak menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
 

Orang tua adalah model yang paling baik bagi seorang anak. Sejak kecil anak selalu melihat dan mencontoh apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Kurangnya perhatian dari orang tua merupakan faktor penting yang menyebabkan seorang anak terjerumus ke hal-hal negatif, karena anak tersebut merasa diabaikan, dan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai anak. Selain itu pengontrolan yang terlalu ketat akan membuat anak tidak merasa nyaman, terkekang dan tidak bisa bebas berekspresi sesuai dengan yang ia inginkan.
 

Melihat fenomena diatas, sebagai orang tua diharapkan agar dapat menjadikan anak sebagai seorang sahabat yang harus diperhatikan tetapi tidak berlebihan, dan hal yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah mencoba untuk mempercayai anak untuk bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dipilihnya. Dengan menggunakan metode demokratis terhadap anak, hal itu akan membuat anak akan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, tentunya orang tua juga tetap mengontrol perkembangan sosial anak tersebut.
 

Hal yang membuat seorang anak lebih dekat dengan teman sebayanya adalah karena sang anak merasa aman berada diantara teman-temannya, dan adanya perasaan lebih dimengerti dari pada dengan orang tuanya sendiri. Disinilah peran orang tua penting untuk membantu anak melewati masa remaja dengan menjadikan anak sebagai sahabat. Jika seorang anak sudah tidak merasa aman dengan orang tuanya, maka tak heran jika anak beralih ke hal-hal negatif yang akan berdampak sangat fatal terhadap masa depannya.
 

Jika pun ada orang tua yang memiliki anak yang telah terlanjur terjerumus kedalam hal-hal negatif seperti narkoba, seks bebas, atau HIV-AIDS, hal yang harus dilakukan orang tua adalah dengan memberikan motivasi-motivasi yang dapat membangkitkan semangat hidup anak tersebut agar tidak semakin jauh terjerumus ke hal-hal negatif, dan tidak menyalahkan anak tersebut atas apa yang telah ia lakukan melainkan membantu dan menemani anak untuk melewati masa-masa sulitnya.Kesalahan dalam proses perkembangan sosial remaja dapat diatasi dengan cara memberikan perhatian ekstra, tetapi tidak pula terlalu mengekang anak tersebut, orang tua baiknya menggunakan metode demokratis dengan memberikan perhatian lebih terhadap anak dengan memberikan sedikit kebebasan, akan tetapi tetap berada pada kontrol orang tua.

Share:

0 Comments